2012/03/18

Iblis menghasut manusia agar tidak ikhlas setiap mendapat musibah


Iblis Wawatsin
 
Menyambung postingan sebelumnya tentang nama keturunan iblis ( Syeitan ) berdasarkan keterangan sahabat Nabi "Umar bin Khatab Ra. Nama iblis yang kedua adalah Iblis Wawatsin. iblis  ini yang menjerumuskan ( membisikkan ) kepada orang yang beriman agar menggerutu, tidak sabar dan tidak ikhlas setiap kali menerima musi­bah, atau cobaan dari Allah Ta’ala.

“Sesungguhnya wanita-wanita yang merintih (lantaran menerima musibah) ini akan dijadikan kelak di hari kiamat dua barisan dalam neraka jahanam, satu barisan berada disebelah kanan penduduk neraka dan satu barisan lagi berada disebelah kiri, akhirnya mereka menggonggong kepada penduduk ahli neraka, sebagai­mana layaknya anjing-anjing yang menggonggong.” (HR. Ath-Thabrani).

Orang yang meratapi musibah dengan menggerutu itu hukumnya adalah dosa. Tindakan seperti ini merupakan cermin dari ketidak-ikhlasan atas takdir Allah, sepertinya ia menyalahkan Allah, yang menghilangkan kesenangan dirinya, padahal semua apa yang ada di alam ini telah ditentukan oleh Allah masanya atau kehancurannya. Oleh karena itu, sya­ri’ah memerintahkan untuk bersabar dan ikhlas setiap kali menerima cobaan dan mu­sibah dari Allah Ta’ala, sebab setiap musibah itu ada hikmah yang terkandung didalam­nya.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an (Q.s.Al-Baqarah:156-157):

Artinya :
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"
157. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Arti "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" Adalah Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. Kalimat ini dinamakan kalimat "istirjaa" (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya (musibah) baik besar maupun kecil.


Iblis wawatsin ini spesialis dalam menjerumus­kan orang yang beriman ke dalam jurang kemaksiatan dan kekufuran dengan menanamkan ( membisikkan ) rasa ketidak-puasan terhadap takdir Allah, mempengaruhi jiwanya agar memberontak ketika menerima musibah, membakar emosinya dan menghilangkan sifat sabarnya.

Jika seseorang sudah tidak mampu mengendalikan emosinya, maka Iblis dengan mudah menjerumuskan dirinya ke dalam perbuatan munkar. Hanya keima­nan dan ketakwaan yang kuat serta kesa­baran yang tinggi yang dapat menangkal­nya dari gangguan dan bujuk rayu Iblis Wawatsin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar